Sejarah Yayasan Al-Mudashir

SEJARAH YAYASAN AL-MUDASHIR

Sejarah Perjalanan Ajengan Anom Suhaya

Ajengan Anom Suhaya  lahir di Cadasngampar  Desa Kasomalang Wetan  Kasomalang Kabupaten Subang  awa Barat. Sejak kecil Ajengan Anom Suhaya  memang terlihat beerbeda dengan anak sebayanya , semenjak dikandung banyak peristiwa-peristiwa mistis yang dialami Emih Tati (Ibunda Ajengan Anom Suhaya) Ajengan Anom Suhaya lahir pada malam Jum’at . Sejak kecil Ajengan Anom Suhaya sudah meperlihatkan bakatnya di bidang paranormal, sejak kecil Beliau senang mengumpulkan jampe-jampe dari kakek/nenek atau siapa saja yang dianggap bisa mengobati atau memiliki ilmu hikmah.
Setelah lulus SD Ajengan Anom Suhaya melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Cisalak dan sambil pesantren di Pondok Pesantren Cisalak. Berbagai ilmu Agama telah Beliau perdalam, sehingga muncul tekad kuat untuk melanjutkan pesantren di daerah Banten. Akhirnya datanglah ke pesantren KH.  Abah Safuri selain tinggal dipesantren tersebut Ajengan Anom Suhaya Juga Pesantren di tempat lain di Banten.
Selain di Banten Ajengan Anom Suhaya juga pesantren di Cianjur.  Setelah Beliau lama berkelana menuntut ilmu Agama dan juga dibekali keterampilan dalam bidang ilmu hikmah. Beliau pulang ke cadasngampar kasomalang dengan membawa harapan bisa membantu masyarakat memperbaiki kahidupan masyarakat sekitar dari segi religiusitas dan pendidikan serta ekonomi di daerah tersebut.
Namun setelah kehadiran Beliau banyak terjadi kejadian-kejadian ghaib dan tak masuk akal. Sampai suatu saat buya ajengan anom mendapat tekanan dari masyarakat, sampai Beliau harus memilih meninggalkan kampung untuk mengembara ke makam-makam parawali di pulau jawa.
Perjalanan Buya Ajengan Anom mengelilingi pulau jawa sangat membawa dampak pada kehidupan dan keilmuan Beliau. Selama perjalanan Beliau mendapatkan berbagai ilmu hikmah dan cerita kehidupan yang tidak dialami kebanyakan masyarakat pada umumnya.
Rambut Buya Ajengan Anom panjang dan tak terurus, kaki bengkak akibat perjalanan berpuluh-puluh kilometer selama perjalanan dengan kaki mengelilingi pulau jawa Buya Anom dianggap sebagai orang gila, selama di perjalanan banyak yang mencaci dan memaki. Namun banyak hal yang menjadi pelajaran atau hikmah dibalik perjalanan tersebut.
Suatu saat ketika dalam perjalanan buya anom bertemu dengan seorang kakek dan meminta sarung sangat aneh ketika seorang yang sedang berkelana dan di angagap orang gila  ada yang meminta sesuatu. Buya Anom akhirnya memberikan kain sarung tersebut, namun dengan kebesaran Allah apa yang telah diberikan  tidak lama digantikan lagi oleh Allah. Begitu seterusnya yang dilakukan Ajengan Anom Suhaya selama perjalanan. Memberi apa yang orang lain butuhkan selagi mampu dan bisa.
Sampai sekembalinya ke Cadasngampar Ajengan Anom terus memberikan ilmu,  harta dan tenaganya untuk membantu orang yang sedang membutuhkan bantuan dan terus mensyiarkan Agama untuk memperbaiki ahlak Bangsa.
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al-Mudatsir
Seiring dengan niat untuk mensyiarkan Agama Islam maka Ajengan Anom Suhaya mulai merintis dengan mengajar ngaji beberapa orang tetangga dan saudara.  Pada suatu saat Beliau bermimpi mendapat cahaya di Mushola dan setelah itu ditemukan  sebuah Tangkal /pohon Jagung di Mushola tersebut dan menamai Tri tunggal Rasa. Merasa Mushola tersebut akan mendapat banyak barokah maka Beliau terus mengembangkan pengajian di Mushola tersebut sampai santriwan/santriwati dan jemaah Majlis Ta’lim mulai meningkat jumlahnya.
Sejarah Berdirinya  Yayasan
Dengan kebutuhan akan managemen Syiar Agama tersebut maka Ajengan Anom mendirikan Pondok Pesantren dengan nama Pondok Pesantren Al-Mudatsir dan kemudian mendirikan Pengajian Ibu-Ibu Al-khoeriyyah. Mushola yang menjadi cikal sejarah diberi nama Majlis Ta’lim Al-Khoeriyyah.
Dengan bertambahnya kegiatan dan jumlah peserta yang banyak maka diputuskan untuk mendirikan Yayasan yang diberi nama YAYASAN Al-MUDATSIR namun terjadi kesalahan  dalam penulisan di akta notaris sehingga menjadi YAYASAN Al-MUDASHIR
Seiring dengan banyaknya tamu yang berobat pada Buya Ajengan Anom Suhaya para tamu juga menginginkan  anaknya untuk dibimbing langsung oleh Beliau. Sehingga banyak santriwan/santriwati dari luar daerah seperti Cianjur, Indramayu, Bandung, Jakarta, Sumedang  dan tentunya dari Subang.
Sejarah TPA dan PSAA Bina Kusumah
Dengan banyaknya orang tua yang menitipkan anaknya di tempat Buya Ajengan Anom Suhaya maka Beliau mendirikan TPA dan PSAA Bina Kusumah sebagai sarana untuk menaungi dan membimbing para santriwan/santriwati yang diditpkan oleh orang tua atau wali mereka.
Sejarah TK/PAUD Al-Mudatsir
Dengan niat untuk  berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa Ajengan Anom Suhaya mulai merintis pendidikan di luar pendidikan Keagamaan yaitu dengan mencoba mendirikan Taman Kanak-Kanak dan PAUD Al-Mudatsir. Tanggapan masyarakat sekitar sangat positif sehingga dalam waktu tiga tahun Jumlah siswa  semakin meningkat. Dan tidak hanya itu TK/PAUD Al-Mudatsir merupakan PAUD unggulan di Kabupaten Subang. Paud Al-Mudatsir mewaklili Kabupaten Subang di lomba tingkat Provinsi Jawa Barat. Banyak prestasi yang telah diraih TK/PAUD Al-Mudashir .
Sejarah Berdirinya SMP dan SMK Bina Kusumah
Pada tahun 2009 Yayasan  Al-Mudashir   Mulai mengembangkan sayapnya di dunia  Pendidkan Formal dengan  mendirikan  SMP dan SMK Bina Kusumah dengan bangunan yang ada milik TK/PAUD Al-Mudatsir SMP dan SMK mulai berdiri. Fasilitas belajar mengajar yang belum memadai memang masih menjadi kendala khususnya untuk SMK yang memiliki jurusan atau program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan. Namun seiring berjalannya waktu semua telah diatasi  walaupun belum dikatakan ideal untuk sebuah SMK.